Selasa, 30 April 2013

Pengertian E-Learning


http://e-learning.sdmuhpramb.sch.id/file.php/1/e-learning.jpg

Banyak pakar yang menguraikan definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Definisi yang sering digunakan banyak pihak adalah sebagai berikut..... Baca Selengkapnya di : http://www.m-edukasi.web.id/2012/11/pengertian-e-learning.html
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia
Banyak pakar yang menguraikan definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Definisi yang sering digunakan banyak pihak adalah sebagai berikut..... Baca Selengkapnya di : http://www.m-edukasi.web.id/2012/11/pengertian-e-learning.html
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia
Banyak pakar yang menguraikan definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Definisi yang sering digunakan banyak pihak adalah sebagai berikut..... Baca Selengkapnya di : http://www.m-edukasi.web.id/2012/11/pengertian-e-learning.html
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia
Banyak pakar yang menguraikan definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Definisi yang sering digunakan banyak pihak adalah sebagai berikut..... Baca Selengkapnya di : http://www.m-edukasi.web.id/2012/11/pengertian-e-learning.html
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia
Banyak pakar yang menguraikan definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Definisi yang sering digunakan banyak pihak adalah sebagai berikut..... Baca Selengkapnya di : http://www.m-edukasi.web.id/2012/11/pengertian-e-learning.html
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia
Banyak pakar yang menguraikan definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Definisi yang sering digunakan banyak pihak adalah sebagai berikut..... Baca Selengkapnya di : http://www.m-edukasi.web.id/2012/11/pengertian-e-learning.html
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia
Banyak pakar yang menguraikan definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Definisi yang sering digunakan banyak pihak adalah sebagai berikut..... Baca Selengkapnya di : http://www.m-edukasi.web.id/2012/11/pengertian-e-learning.html
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia
Banyak pakar yang menguraikan definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Definisi yang sering digunakan banyak pihak adalah sebagai berikut..... Baca Selengkapnya di : http://www.m-edukasi.web.id/2012/11/pengertian-e-learning.html
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia
Banyak pakar yang menguraikan definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Definisi yang sering digunakan banyak pihak adalah sebagai berikut..... Baca Selengkapnya di : http://www.m-edukasi.web.id/2012/11/pengertian-e-learning.html
Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia
Banyak pakar yang menguraikan beberapa pendapat tentang pengertian dari E-learning, salah satu definisi E-Learning adalah :


E-learning merupakan satu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampainya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan internet,intranet atau media jaringan komputer lainnya (hartley, 2001)

Sedangkan menurut saya E-learning merupakan satu inovasi dalam dunia pembelajaran dimana proses pembelajaran tersebut dilakukan dengan cara memanfaatkan satu media internet berbasis web dengan menggunakan instrumen pendukung yaitu personal computer.


Minggu, 28 April 2013

Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Melakukan Bimbingan Skripsi




Berikut adalah beberapa tips yang dapat saya bagi sabagaimana pengalaman saya sendiri ketika saya melakukan bimbingan skripsi pada dosen pembimbing saya, semoga benar-benar bermanfaat :

1. Lakukan bimbingan skripsi minimal 3 kali dalam seminggu

2.  Tunjukkan kepada Dosen Pembimbing anda kalau anda serius dan bersungguh-sunguh  dalam penyelesaian  skripsi anda dengan tidak membantah ataupun mengecewakan Dosen Pembimbing anda dalam situasi dan kondisi apapun

3.  Lakukan pemahaman materi skripsi anda terlebih dahulu sebelum anda mengajukan diri untuk melakukan konsultasi dengan Dosen Pmebimbing

4.  Jadikan setiap moment terbaik (Good Mod) Dosen anda untuk meraih simpatiknya dengan memberi kata-kata yang sopan namun bermakna dalam sebagai bagian dari strategi melobi dosen untuk mendapatkan nilai terbaik

5.  Jadikan kemajuan teknologi informasi menjadi perantara efektif anda dalam melakukan proses bimbinga agar anda tak perlu lagi merasa kecewa, marah, ataupun frustasi dengan tidak konsistennya Dosen dalam melakukan bimbingan, seperti media internet E-mail, chat FB

6.  Tidak semua dosen mungkin mau melakukan proses konsultasi skripsi seperti cara no 5, untuk mengantisipasi kemungkinan tersebut lebih baik anda benar-benar membuat janji dengan Dosen Pembimbing bahwa anda ingin melakukan bimbingan skripsi dengan tutur kata yang baik dan meyakinkan tetapi tetap tak mengurangi rasa kecewa Dosen terhadap anda nantinya.

Tak ada yang mudah dalam proses penyelesaian skripsi, mungkin masih banyak diantara anda yang merasa susah melakukan proses bimbingan kepada Dosen Pembimbing, seringnya revisi yang membuat anda stres, kemudian marah-marahnya Dosen Pembimbing kepada anda. Nikmatilah semua itu karena dari kesemuanya itu merupakan satu proses pembentukan karakter anda dalam menghadapi dunia kerja nanti setelah anda menyelesaikan studi sarjana anda. Tak perlu ada yang dikhawatirkan karena tak ada hal mudah untuk mencapai satu kesuksesan.



RPP TIK


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah                      :    
Mata Pelajaran            :     Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kelas /Semester          :     VII / Ganjil
Alokasi Waktu            :     2 x 40 menit

 

A.     Standar kompentensi :
Menciptakan model instalasi listrik rumah tangga menggunakan bahan-bahan yang relatif murah dan mudah diperoleh
B.     Kompetensi Dasar :
1.1. Mengidentifikasi jenis dan sifat komponen-komponen intalasi listrik rumah tangga sesuai dengan spesifikasinya
C.     Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu :
§ Mengidentifikasi sifat dan jenis komponen-komponen instalasi listrik rumah tangga sesuai dengan spesifikasinya

D.     Materi Pembelajaran
§ Komponen instalasi listrik rumah tangga

E.     Metode Pembelajaran
Pendekatan Model CTL dan life skill

F.      Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
·        Menayakan tentang jenis dan komponen-komponen instalasi listrik rumah tangga.
·        Guru menanyakan tentang tentang rangkaian listrik khususnya rangkaian listrik di rumah atau di sekolah sesuai dengan spesifikasinya
·        Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan Inti
·        Peserta didik membentuk kelompok diskusi
·        Mengidentifikasi jenis dan sifat komponen instalasi listrik yang ada di sekitar siswa
·        Mendiskusikan spesifikasi dari komponen instalasi listrik rumah tangga tersebut
·        Mendiskusikan dan menuliskan fungsi dari komponen-komponen tersebut

3. Kegiatan Penutup
·    Melakukan refleksi bersama terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan
·    Menarik kesimpulan tentang sifat dan jenis komponen-komponen instalasi listrik rumah tangga sesuai dengan spesifikasinya

G.    Sumber Belajar/ Alat dan Bahan
TV/radio kaset/CD tentang rangkaian listrik di rumah/sekolah

H.    Penilaian
Indikator Pencapaian
Teknik Penilaan
Bentuk Instrumen
Instrumen/Soal
·    Menunjukan jenis dan sifat komponen-komponen instalasi listrik rumah tangga
Test praktik
Test tulis keterampilan
Tuliskan minimal tiga komponen instalasi istrik rumah tangga yang ada di sekolah

·    Menunjukan spesifikasi dari komponen instalasi listrik rumah tangga
Test praktik
Test tulis keterampilan
Tulisan spesifikasi stop kontak dan saklar tunggal yang biasa digunakan di sekolah

·    Menunjukan fungsi kmponen instalasi listrik rumah tangga sesuai dengan spesifikasi
Test praktik
Test identifikasi
Jelaskan apa fungsi stop kontak dan saklar dalam rangkaian listrik rumah tangga

Rubrik Penilaian
Aspek yang dinilai
SKALA KUANTITATIF
Nilai :
(jml/12) x 100
4
3
2
1

1. Menunjukan jenis dan sifat komponen-komponen instalasi listrik rumah tangga




2. Menunjukan spesifikasi dari komponen instalasi listrik rumah tangga




3. Menunjukan fungsi kmponen instalasi listrik rumah tangga sesuai dengan spesifikasi




Jumlah




Keterangan :
4     =    Jawaban sangat tepat
3     =    Jawaban tepat
2     =    Jawaban Cukup tepat
1     =    Jawaban Kurang tepat

                      Mengetahui,                                                          Jakarta,  
                    Kepala Sekolah                                                        Guru Mata Pelajaran ,


         (……………………………….)                                       (………………………………..)


Manfaat Olahraga Bagi Kesehatan


Manfaat Olahraga Bagi Kesehatan Secara Umum

Di zaman yang modern ini, orang terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan lupa atau terlalu lelah untuk berolahraga. Padahal, olahraga itu sangat penting sekali bagi kesehatan tubuh kita. Di saat sehat, hal ini memang tidak terasa, tetapi jika sudah terserang penyakit, barulah kita menyadari pentingnya olahraga. Beberapa manfaat olahraga di antaranya adalah melancarkan peredaran darah, mengurangi resiko darah tinggi dan obesitas, serta membakar lemak dan kalori. Selain itu, riset terbaru menunjukkan bahwa dengan berolahraga minimal 10 menit setiap harinya, kita juga bisa membuat mental lebih sehat, pikiran jernih, stres berkurang dan menimbulkan perasaan bahagia. Daniel Landers, profesor pendidikan olahraga dari Arizona State University mengungkapkan lima manfaat olahraga bagi otak kita.

1. Meningkatkan kemampuan
Latihan fisik yang rutin dapat meningkatkan konsentrasi, kreativitas, dan kesehatan mental. Karena olahraga bisa meningkatkan jumlah oksigen dalam darah dan mempercepat aliran darah menuju otak. Para ahli percaya bahwa hal-hal ini dapat mendorong reaksi fisik dan mental yang lebih baik.

2. Membantu menunda proses penuaan
Riset membuktikan bahwa latihan sederhana seperti jalan kaki secara teratur dapat membantu mengurangi penurunan mental pada wanita diatas 65 tahun. Semakin sering dan lama mereka melakukannya, maka penurunan mental kian lambat. Kabarnya, banyak orang yang merasakan manfaat aktivitas itu setelah sembilan minggu melakukannya secara teratur tiga kali seminggu. Latihan ini tidak harus dilakukan dalam intensitas tinggi. Cukup berupa jalan kaki disekitar rumah.

3. Mengurangi stres .
Olahraga dapat mengurangi kegelisahan. Bahkan lebih jauh lagi, bisa membantu mengendalikan amarah. Latihan aerobik dapat meningkatkan kemampuan jantung dan membuat Anda lebih cepat mengatasi stres. Aktivitas seperti jalan kaki, berenang, bersepeda, dan lari merupakan cara terbaik mengurangi stres.

4. Menaikkan daya tahan tubuh
Jika senang berolahraga, meski dalam waktu yang singkat namun intensif, atau lama tapi dilakukan dengan santai, aktivitas ini bisa meningkatkan hormon-hormon baik dalam otak seperti adrenalin, serotonin, dopamin, dan endorfin. Hormon ini berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh.Studi yang dilakukan di Inggris memperlihatkan bahwa 83% orang yang memiliki gangguan mental mengandalkan olahraga untuk meningkatkan mood dan mengurangi kegelisahan. Landers mengatakan, untuk orang yang menderita depresi ringan dan sedang, olahraga sedikitnya 16 minggu bisa menimbulkan efek samping yang sama dengan menelan obat anti depresi.Sementara para peneliti di Duke University menemukan bahwa 60 persen orang depresi ringan dan sedang, olahraga selama empat bulan dengan frekuensi tiga kali seminggu dan setiap latihan selama 30 menit bisa mengatasi gejala ini tanpa obat. Meski tergolong langkah yang mujarab, namun bukan berarti pengobatan bisa langsung dihentikan, apalagi bagi yang mengalami depresi berat.

5. Memperbaiki kepercayaan diri
Umumnya semakin mahir seseorang dalam suatu aktivitas, maka kepercayaan diri pun akan meningkat. Bahkan suatu riset membuktikan bahwa remaja yang aktif berolahraga merasa lebih percaya diri dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak melakukan kegiatan serupa. Malas berolahraga dengan alasan kurang memiliki waktu dalam jangka panjang dampaknya cukup buruk, yakni munculnya penyakit yang disebabkan oleh hipokinesia (kurang gerak). Di antaranya, tekanan darah tinggi, diabetes melitus, jantung, artritis, hiperkolesterolemia, dan obesitas. Albert M. Hutapea dalam bukunya "Menuju Gaya Hidup Sehat" mengungkapkan, penelitian selama 16 tahun terhadap 17.000 alumnus Universitas Harvard menunjukkan, mereka yang tidak aktif berolahraga (yang membakar tidak lebih dari 500 kalori per minggu dalam kegiatan olah raga) lebih cenderung mengidap penyakit jantung. Karena itu, olah raga menjadi keharusan bila ingin hidup sehat. Olah raga mesti dijadikan bagian dari gaya hidup. Dalam arti luas, yang dimaksud dengan olah raga sebenarnya adalah kegiatan yang dilakukan begitu rupa sehingga jantung cukup terbebani. Selain itu usai melakukan aktivitas bisnis sepanjang hari, tentunya, membuat tubuh kecapaian.


Pengertian Kurikulum


I. PENDAHULUAN
 
A. Gambaran Umum
Pemberlakuan peraturan dan perundangan-undangan yang berkaitan dengan pelaksanaan otonomi pendidikan menuntut adanya upaya pembagian kewenangan dalam berbagai bidang pemerintahan. Hal tersebut membawa implikasi terhadap sistem dan penyelenggaraan pendidikan termasuk pengembangan dan pelaksanaan kurikulum. Tiga hal penting yang perlu mendapat perhatian, yaitu:
1.      Diversifikasi Kurikulum yang merupakan proses penyesuaian, perluasan, pendalaman materi pembelajaran agar dapat melayani keberagaman kebutuhan dan tingkat kemampuan peserta didik serta kebutuhan daerah/lokal dengan berbagai kompleksitasnya.
2.      Penetapan Standar Kompetensi (SK), dimaksudkan untuk menetapkan ukuran minimal atau secukupnya, mencakup kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dilakukan, dan mahir dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan secara maju dan berkelanjutan sebagai upaya kendali dan jaminan mutu.
3.      Pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Provinsi/ Kabupaten/Kota sebagai Daerah Otonomi merupakan pijakan utama untuk lebih memberdayakan daerah dalam penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan potensi daerah yang bersangkutan.
4.      Untuk merespon ketiga hal tersebut di atas, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah melakukan penyusunan Standar Isi (SI), yang kemudian dituangkan kedalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 22 tahun 2006, yang mencakup komponen:
a)      Standar Kompetensi (SK), merupakan ukuran kemampuan minimal yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dan mahir dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan dari suatu materi yang diajarkan.
b)      Kompetensi Dasar (KD), merupakan penjabaran SK peserta didik yang cakupan materinya lebih sempit dibanding dengan SK peserta didik.

B. Pendidikan Berbasis Kompetensi
Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab II Pasal 3 menjelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bemartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Standar kompetensi lulusan (SKL) suatu jenjang pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional mencakup komponen ketakwaan, akhlak, pengetahuan, ketrampilan, kecakapan, kemandirian, kreativitas, kesehatan, dan kewarganegaraan. Semua komponen pada tujuan pendidikan nasional harus tecermin pada kurikulum dan sistem pembelajaran pada semua jenjang pendidikan. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, tugas sekolah adalah mengembangkan potensi peserta didik secara optimal menjadi kemampuan untuk hidup di masyarakat dan ikut menyejahterakan masyarakat. Lulusan suatu jenjang pendidikan harus memiliki pengetahuan dan keterampilan serta berperilaku yang baik.
Untuk itu peserta didik harus mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan standar yang ditetapkan. SKL merupakan bagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan yang diarahkan untuk pengembangan potensi peserta didik sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, seni, serta pergeseran paradigma pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan peserta didik.
SKL adalah satu dari 8 standar nasional pendidikan (SNP), yang merupakan kompetensi lulusan minimal yang berlaku di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan adanya SKL, kita memiliki patok mutu, baik evaluasi bersifat mikro seperti kualitas proses dan kualitas produk pembelajaran, maupun evaluasi makro seperti efektivitas dan efisiensi program pendidikan, sehingga ke depan pendidikan kita akan melahirkan standar mutu yang dapat dipertanggungjawabkan pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan. SKL mata pelajaran selanjutnya dijabarkan ke dalam SK dan KD.
Selain mengacu pada SKL, pengembangan SK peserta didik dalam suatu mata pelajaran juga mengacu pada struktur keilmuan dan perkembangan peserta didik, yang dikembangkan oleh para pakar mata pelajaran, pakar pendidikan dan pakar psikologi perkembangan, dengan mengacu pada prinsip-prinsip:
1.      Peningkatan Keimanan, Budi Pekerti Luhur, dan Penghayatan Nilai-Nilai Budaya.
Keimanan, budi pekerti luhur, dan nilai-nilai budaya perlu digali, dipahami, dan diamalkan untuk mewujudkan karakter dan martabat bangsa.
2.      Keseimbangan Etika, Logika, Estetika, dan Kinestetika.
Kegiatan Pembelajaran dirancang dengan memperhatikan keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika.
3.      Penguatan Integritas Nasional.
Penguatan integritas nasional dicapai melalui pendidikan yang menumbuhkembangkan dalam diri peserta didik sebagai bangsa Indonesia melalui pemahaman dan penghargaan terhadap perkembangan budaya dan peradaban bangsa Indonesia yang mampu memberikan sumbangan terhadap peradaban dunia.
4. Perkembangan Pengetahuan dan Teknologi Informasi.
Kemampuan berpikir dan belajar dengan cara mengakses, memilih, dan menilai pengetahuan untuk mengatasi situasi yang cepat berubah dan penuh ketidakpastian serta menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.
4.      Pengembangan Kecakapan Hidup.
Kurikulum mengembangkan kecakapan hidup melalui budaya membaca, menulis, dan kecakapan hitung; keterampilan, sikap, dan perilaku adaptif, kreatif, kooperatif, dan kompetitif; dan kemampuan bertahan hidup.
5.      Pilar Pendidikan.
Kurikulum mengorganisasikan fondasi belajar ke dalam lima pilar sesuai dengan Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) belajar untuk memahami dan menghayati; (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif; (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain; dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
6.      Menyeluruh dan Berkesinambungan.
Kompetensi mencakup keseluruhan dimensi kemampuan yaitu pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, pola pikir dan perilaku yang disajikan secara berkesinambungan mulai dari usia taman kanak-kanak atau raudhatul athfal sampai dengan pendidikan menengah.
7.      Belajar Sepanjang Hayat.
Pendidikan diarahkan pada proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlanjut sepanjang hayat dengan mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, sambil memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

SK peserta didik dalam suatu mata pelajaran dijabarkan dari SKL lulusan, yakni kompetensi-kompetensi minimal yang harus dikuasai lulusan tertentu. Kemampuan yang dimiliki lulusan dicirikan dengan pengetahuan dan kemampuan atau kompetensi lulusan yang merupakan modal utama untuk bersaing di tingkat global, karena persaingan yang terjadi adalah pada kemampuan sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, penerapan pendidikan berbasis kompetensi diharapkan akan menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di tingkat regional, nasional, dan global.
Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan sekolah dalam mengelola proses pembelajaran, dan lebih khusus lagi adalah proses pembelajaran yang terjadi di kelas. Sesuai dengan prinsip otonomi dan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS), pelaksana pembelajaran, dalam hal ini guru, perlu diberi keleluasaan dan diharapkan mampu menyiapkan silabus, memilih strategi pembelajaran, dan penilaiannya sesuai dengan kondisi dan potensi peserta didik dan lingkungan masing-masing. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka perlu dibuat buku pedoman cara mengembangkan silabus berbasis kompetensi. Pedoman pengembangan silabus yang meliputi dua macam, yaitu pedoman umum dan pedoman khusus untuk setiap mata pelajaran.
Pedoman umum pengembangan silabus memberi penjelasan secara umum tentang prosedur dan cara mengembangkan SK dan KD menjadi indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, sumber belajar. Sedangkan pedoman khusus menjelaskan mekanisme pengembangan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang disertai contoh-contoh untuk lebih memperjelas langkah-langkah pengembangan silabus.

C. Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pendidikan berbasis kompetensi mencakup kurikulum, paedagogi dan penilaian. Oleh karena itu, pengembangan KTSP memiliki pendekatan berbasis kompetensi karena merupakan konsekuensi dari pendidikan berbasis kompetensi. Di dalam SI dinyatakan bahwa: KTSP yang berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah. Kompetensi perlu dicapai secara tuntas (belajar tuntas). Bimbingan diperlukan untuk melayani perbedaan individual melalui program remidial dan pengayaan.
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi harus berkaitan dengan tuntutan SKL, SK dan KD, organisasi kegiatan pembelajaran, dan aktivitas untuk mengembangkan dan memiliki kompetensi seefektif mungkin. Proses pengem¬bangan kurikulum berbasis kompetensi menggunakan asumsi bahwa peserta didik yang akan belajar telah memiliki pengetahuan dan keterampilan awal yang dibutuhkan untuk menguasai kompetensi tertentu.

D. Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Pembelajaran berbasis kompetensi adalah program pembelajaran di mana hasil belajar atau kompetensi yang diharapkan dicapai oleh peserta didik, sistem penyampaian, dan indikator pencapaian hasil belajar dirumuskan secara tertulis sejak perencanaan dimulai (McAshan, 1989:19).
Dalam pembelajaran berbasis kompetensi perlu ditentukan standar minimum kompetensi yang harus dikuasai peserta didik. Sesuai pendapat tersebut, komponen materi pembela¬jaran berbasis kompetensi meliputi: (1) kompetensi yang akan dicapai; (2) strategi penyampaian untuk mencapai kompetensi; (3) sistem evaluasi atau penilaian yang digunakan untuk menentukan keberhasilan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
Kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik perlu dirumuskan dengan jelas dan spesifik. Perumusan dimaksud hendaknya didasarkan atas prinsip “relevansi dan konsistensi antara kompetensi dengan materi yang dipelajari, waktu yang tersedia, dan kegiatan serta lingkungan belajar yang digunakan” (McAshan, 1989:20). Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mendapatkan perumusan kompetensi yang jelas dan spesifik, antara lain dengan melaksanakan analisis kebutuhan, analisis tugas, analisis kompetensi, penilaian oleh profesi dan pendapat pakar mata pelajaran, pendekatan teoritik, dan telaah buku teks yang relevan dengan materi yang dipelajari (Kaufman, 1982: 16; Bratton, 1991: 263).
Konsep pembelajaran berbasis kompetensi menyaratkan dirumuskannya secara jelas kompetensi yang harus dimiliki atau ditampilkan peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan tolokukur pencapaian kompetensi maka dalam kegiatan pembelajaran peserta didik akan terhindar dari mempelajari materi yang tidak perlu yaitu materi yang tidak menunjang tercapainya penguasaan kompetensi.
Pencapaian setiap kompetensi tersebut terkait erat dengan sistem pembelajaran. Dengan demikian komponen minimal pembelajaran berbasis kompetensi adalah:
a.  pemilihan dan perumusan kompetensi yang tepat.
b. spesifikasi indikator penilaian untuk menentukan pencapaian kompetensi.
c. pengembangan sistem penyampaian yang fungsional dan relevan dengan kompetensi dan sistem penilaian.
Penerapan konsep dan prinsip pembelajaran berbasis kompetensi diharapkan bermanfaat untuk:

1)      menghindari duplikasi dalam pemberian materi pembelajaran yang disampaikan guru harus benar-benar relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai.
2)      mengupayakan konsistensi kompetensi yang ingin dicapai dalam mengajarkan suatu mata pelajaran. Dengan kompetensi yang telah ditentukan secara tertulis, siapa pun yang mengajarkan mata pelajaran tertentu tidak akan bergeser atau menyimpang dari kompetensi dan materi yang telah ditentukan.
3)      meningkatkan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, kecepatan, dan kesempatan peserta didik.
4)      membantu mempermudah pelaksanaan akreditasi. Pelaksanaan akreditasi akan lebih dipermudah dengan menggunakan tolokukur SK.
5)      memperbarui sistem evaluasi dan pelaporan hasil belajar peserta didik. Dalam pembelajaran berbasis kompetensi, keberhasilan peserta didik diukur dan dilaporkan berdasar pencapaian kompetensi atau subkompetensi tertentu, bukan didasarkan atas perbandingan dengan hasil belajar peserta didik yang lain.
6)      memperjelas komunikasi dengan peserta didik tentang tugas, kegiatan, atau pengalaman belajar yang harus dilakukan dan cara yang digunakan untuk menentukan keberhasilan belajarnya.
7)      meningkatkan akuntabilitas publik. Kompetensi yang telah disusun, divalidasikan, dan dikomunikasikan kepada publik, sehingga dapat digunakan untuk mempertanggungjawabkan kegiatan pembelajaran kepada publik.
h. memperbaiki sistem sertifikasi. Dengan perumusan kompetensi yang lebih spesifik dan terperinci, sekolah dapat mengeluarkan sertifikat atau transkrip yang menyatakan jenis dan aspek kompetensi yang dicapai.

Rabu, 24 April 2013

inovasi dan difusi pendidikan


Nama   : Aris Setyawan                       Kelas   : TP 2012 B
NIM    : 081024206

 UTS DIFUNI INOVASI PENDIDIKAN !!!
1.      a.) Difusi :
Didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu selama jangka waktu tertentu terhadap anggota suatu sistem sosial.
b. ) Inovasi :
yakni penemuan-penemuan baru baik itu berupa gagasan (ide-ide), tindakan (metodologi) atau peralatan baru (teknologi).
c. ) Desiminasi :
Adalah suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut. 
d. Discovery :
Adalah penemuan-penemuan yang tidak disengaja / disengaja untuk kepentingan umat manusia tapi masyarakat belum menerima secara luas dan masih mendapat tentangan dari banyak pihak tentang dampak positif dan negatif dari penemuan tersebut terhadap kehidupan masyarakat.
e. Invensi :
Ide Inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.
f. Modernisasi :
Penerapan pengetahuan ilmiah pada semua aktivitas; semua bidang hidup dan kehidupan; semua aspek-aspek masyarakat, termasuk dalam pendidikan. Sebab, sayang pendidikan yang berperan paling utama, besar serta penting untuk mencapai kemajuan, perubahan, perkembangan serta kehidupan modern.

2.      Karakteristik difusi dan inovasi meliputi :
a. Keuntungan Relatif     : Dimana suatu inovasi dianggap lebih baik dibandingkan   dengan ide serupa yang pernah ada.
b. Kompleksitas            : Derajat dimana suatu inovasi konsisten dengan nilai yang berlaku, pengalaman sebelumnya dan kebutuhan sekarang dari anggota sistem sosial.
c. Kompatibilitas           : Sebagai derajat dimana suatu inovasi dianggap relatif sulit dipahami dan digunakan.
d. Triabilitas                  : Dimana suatu inovasi dapat dicobakan secara terbatas.
e. Observabilitas           : Dimana hasil suatu inovasi dapat dilihat atau ditunjukkan kepada orang lain.
3.      Proses keputusan difusi inovasi mencakup :
a.    Tahap Munculnya Pengetahuan (Knowledge) ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) diarahkan untuk memahami eksistensi dan keuntungan/manfaat dan bagaimana suatu inovasi berfungsi
b.    Tahap Persuasi (Persuasion) ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) membentuk sikap baik atau tidak baik
c.    Tahap Keputusan (Decisions) muncul ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi atau penolakan sebuah inovasi.
d.   Tahapan Implementasi (Implementation), ketika sorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya menetapkan penggunaan suatu inovasi.
e.    Tahapan Konfirmasi (Confirmation), ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya mencari penguatan terhadap keputusan penerimaan atau penolakan inovasi yang sudah dibuat sebelumnya.
4.      Teori difusi inovasi menurut Rogers (1983)  sebagai berikut :
 a. Keunggulan relatif (relative advantage),
 b. Kompatibilitas (compatibility),
 c. Kerumitan (complexity),
 d. Kemampuan diuji cobakan (trialability) dan
 e. Kemampuan diamati (observability)